Friday, September 30, 2005

wcd

Ketika kaki-kaki ini melangkah, sendirian ditengah hiruk pikuk suasana kampus. Begitu ramai celoteh2 riang mereka, teman2ku, anak-anak lainnya. Ya begitu ramai ... Begitu kontra dengan diriku yang sendiri, kesepian. Menangispun aku tak sanggup lagi, sudah banyak air mata yang dulu keluar. Mungkin aku mesti kembali lagi, menjadi WCD yang dulu, yang berteriak kesana-kesini meski dalam hatinya menangis. Ataukah kini aku boleh menjadi WCD yang lain? Yang tak mampu menutupi kegundahan hati. Yang tak selalu terlihat ceria? Karena kini aku sadar, aku tak seperti dulu, aku tak lagi pandai menutupi isi hatiku, aku tak lagi bisa tertawa menutupi kesedihan batinku. Ah aku yang kini beranjak dewasa dengan usiaku. Aku yang kini tak bisa lagi memikirkan hanya kesenangan. Beban dari orangtuaku, kelulusan yang cepat, kuliah yang makin membuatku pusing, hingga pertemanan yang tak setulus dahulu.
Aku merindukan saat-saat masuk ITB pertama kali, saat kami dikader bersama-sama. Kekompakan dan kebersamaan yang begitu nyata terlihat. Mengapa semua mesti hilang perlahan-lahan? tak ada lagikah rasa saling memiliki dan memahami satu sama lain. Keegoisan untuk jadi yang paling hebat, ah aku muak dengan persaingan.
Siapa kawanmu??? Siapa lawanmu?? mungkin kamu juga tak pernah tahu hal itu. Yang aku tahu hanyalah aku mencoba bersahabat dengan semua orang. Mereka suka atau tidak padaku tak lagi menjadi urusanku.
Aku ingin jadi WuRieCinTaDia yang ceria dan penuh senyuman. Yang menganggap semua hal dapat dilaluinya ... Yang tak lagi peduli mereka memperlakukan aku seperti apa. Aku cuma ingin menjadi orang yang menyenangkan buat semuanya. Aku adalah WCD yang sama. Yang membawa kebahagiaan dibanyak hal meski dalam hatinya sedang tak bahagia.
Kini, aku bahagia dengan hidupku. Meski sepi sendiri ... Aku masih punya banyak orang yang mencintaiku. "Dia"ku, keluargaku,sahabatku, dan aku masih punya Tuhan yang selalu bersamaku.
Aku adalah wcd yang diselimuti banyak karunia ... dan aku harus mensyukurinya ...

Saturday, September 03, 2005

tentang aku

Menyesal
sebuah kata yang sangat percuma bila dirasakan
aku tak pernah ingin menyesali apapun
dan itulah aku sekarang

Sekarang aku berjalan dengan pilihan hidupku
dan tak ingin mengulang masa laluku
tak ingin mengingat semua itu
meski aku tau aku tak bisa

Masa lalu adalah bagian hidupku
salahkah bila ingin kulupakan?
ataukah perlu aku menguburkannya?
aku tau itu tak mungkin

Tuhan,
aku sangat mensyukuri pilihan hidupku sekarang
tak ada gunanya kusesali masa laluku
saat ini adalah sekarang
saat ini adalah saat yang telah Kau gariskan dalam hidupku
pilihan ini adalah yang terbaik bagiku

Tuhan,
terimakasih atas pilihan ini
rasanya semua luka hatiku dulu kini terobati
kehadiran "dia" telah menyembuhkan sakitku
kini aku sehat sekali
dan aku bersyukur karenanya ...

"Dia"-ku,
terima kasih telah membuatku tak menyesali masa laluku
terima kasih telah mengobati semua luka hatiku
terima kasih atas cinta dan sayang yang tulus bagiku

Karena "dia" adalah belahan jiwaku ...